
Kapal seharga Rp 114 miliar ini
diluncurkan pada 31 Agustus 2012. Penyebab kebakaran adalah korsleting
listrik pada saat pemasangan mesin dan instalasi listrik di galangan ke
kapal. Menurut Lizza, KRI Klewang kedua akan dibuat dengan bahan yang sama,
yakni komposit karbon, dan dilengkapi dengan teknologi anti-terbakar.
Hal itu, kata Lizza, dilakukan agar insiden terbakarnya Klewang pertama
tidak berulang. Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana
Pertama Untung Surapati mengatakan Angkatan Laut sedang mengkaji tiga
opsi penggantian kapal perang KRI Klewang 625. "Sampai hari ini kami
belum memutuskan memilih opsi yang mana," kata Untung.
● Opsi kedua, kapal sejenis namun materialnya diganti, dari komposit fiber menjadi baja atau aluminium.
● Opsi ketiga, jenis kapal diganti menjadi KCR-60.
Menurut Untung, saat ini Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Tangerang Selatan, Banten, masih menguji material komposit fiber. Kalau material itu dinilai baik, TNI AL mungkin akan memilih opsi yang pertama. "Tapi, dengan catatan kualitas bahannya kelas satu," kata dia.
Untung memastikan TNI AL tidak mengeluarkan duit sepeser pun dalam pembuatan KRI Klewang baru. Sebab, dalam kontrak, kata Untung, PT Lundin sebagai produsen bersedia bertanggung jawab melakukan penggantian jika terjadi kerusakan kapal. "Alternatif mana pun yang kami pilih, Lundin siap mengganti," kata Untung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar